
Ketertarikannya pada instrumen tiup dimulai dengan mempelajari recorder (blockflute) dari ayahnya, Cheppy Soemirat, seorang pengajar recorder. Kemudian dilanjutkan dengan belajar flute di bawah bimbingan Yudianto Hinupurwadi, Rudy Rd. Alwi, dan Lynn Davidoff, seorang flutis Kanada. Pengalamannya bermusik dalam orkestra didapatkannya saat menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, dengan bergabung dalam Orkes Simfoni UI Mahawaditra di bawah bimbingan conductor alm. Praharyawan Prabowo, yang juga pernah menjabat sebagai conductor orkes Radio Republik Indonesia.
Sebagai flutis di orkestra, Metta tergabung dengan Jakarta Concert Orchestra (Avip Priatna), Jakarta Simfonia Orkestra (Dr. Jahja Ling, Dr. Stephen Tong, Rebecca Tong), Jakarta City Philharmonic (Budi Utomo Prabowo), Nusantara Symphony Orchestra (Hikotaro Yazaki), serta Twilite Orchestra (Addie M.S.). Kontribusinya pada pendidikan musik di Indonesia dimulai sejak bergabung dengan Konservatorium Musik Jakarta (2004-2016), dan Konservatori Musik Universitas Pelita Harapan (2010-2016).
Di tahun 2009, dengan berbekal keinginan untuk mengembangkan instrumen flute di Indonesia, Metta bersama sesama teman flutisnya Marini Widyastari membentuk JakFlute, sebuah komunitas ensemble flute pertama di Indonesia dengan tujuan untuk memberi wadah bagi para flutis Jakarta baik amatir maupun profesional untuk bermusik dalam format flute ensemble. JakFlute telah tampil di berbagai kesempatan di depan publik di Jakarta. Metta juga dipercaya sebagai pengarah musik/artistik di Orkes Simfoni Universitas Indonesia Mahawaditra (2014-2017), dimana pada tahun 2015 orkestra mahasiswa tersebut tercatat sebagai orkes Indonesia kedua dalam sejarah musik Indonesia yang tampil di Sydney Opera House, sebagai bagian dari ajang Australian International Music Festival dan berhasil mendapatkan Silver Award.