
Memulai belajar Clarinet saat umur 10 tahun pada Ayahnya, Suryanto Wijaya dan pernah belajar dengan Gempur Irianto di Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta, Nino menjadi mahasiswa jurusan seni musik ISI Yogyakarta yang pertama kali menggelar resital sebagai ujian akhir minat utama musik pertunjukan (performance). Nino pernah bergabung dalam Gita Bahana Nusantara (GBN 2004) di Asia Art Festival di Chang Chun dan Beijing. Bersama Southeast Youth Orchestra and Wind Ensemble (SAYOWE) di Thailand tahun 2004 dan Bangkok pada tahun 2008, Nino mendapat bimbingan dari Dr.Julianne Kirk (New York) dan Professor of Clarinet, Sarute Wijitwechakarn (Thailand), serta Cassandra Fox Percival (Michigan). Selain itu Nino mengikuti masterclass dengan Arno Van Houtert (Belanda), Maja Pawelke (German) , Jun Sakuma (Japan), Marcel Luxen (Belgia) dan Morie Backun (Canada).
Pengalaman menjadi solis clarinet diperoleh dalam Festival Kesenian Indonesia di Bali mewakili Jurusan Musik ISI Yogyakarta, “A Summer Night of Romantic Masterworks” ,“Virtues of Solidarity” dan Symphony untuk Bangsa 2012 bersama Jakarta Concert Orhcestra. Pada tahun 2005 Nino bersama Nusantara Symphony Orchestra mengikuti Asia Orchestra Week di Osaka dan Tokyo. Kembali bersama NSO bergabung dengan Tokyo City Philharmonic Orchestra pada tahun 2008, kemudian pada bulan Juli 2009, konser bersama dengan Twilite Orchestra “Touch of Harmoni” di Sidney, Australia dan konser di Bratislava dan Berlin tahun 2012. Saat ini Nino aktif sebagai pengajar clarinet dan principal clarinet di beberapa orchestra di Indonesia.